Pages

Selasa, 05 Mei 2015

Perempuan dan Emansipasi


               
Perempuan diciptakan dari tulang rusuk seorang laki-laki. Ia memiliki berbagai kelebihan dan juga kekurangan. Perempuan adalah perhiasan dunia. Namun tidak semua perempuan dapat diklasifikasikan menjadi perhiasaan dunia. Perempuan perhiasan dunia adalah perempuan muslimah yang memiliki aqidah dan akhlak yang lurus (perempuan shalekhah).
Di era globalisasi sekarang ini, perempuan telah memiliki kemerdekaan diri. Mereka memiliki peluang yang besar untuk meniti karier hingga menuju puncak. Tidak berlaku lagi glass wall ataupun glass ceiling. Mereka disetarakan dengan derajat kaum laki-laki. Bahkan di negeri ini banyak perempuan yang menjadi pimpinan, CEO di perusahaan, dan menjadi kepala keluarga. Hal itu disebut emansipasi wanita.
Nah, dengan adanya emansipasi wanita yang dipelopori oleh pahlawan indonesia yaitu Raden Ajeng Kartini, perempuan menjadi bebas melakukan apa saja. Semua hal yang terjadi dan sesuatu yang ada itu pasti ada kelemahan dan kelebihannya. Kelebihannya, perempuan tidak terdiskriminasi hak-haknya. Namun pertanyaannya, ketika perempuan lebih kuat daripada laki-laki, apakah perempuan akan tetap rendah hati ataukah akan sombong dengan apa yang dicapainya?
Perempuan secara fitrahnya adalah pendamping laki-laki untuk mengarungi kehidupan di dunia dan akhirat. Siti Hawa diciptakan oleh Allah itu tujuannya untuk menemani Adam. Bagi perempuan muslimah yang shalekhah pasti telah mengerti batasan-batasan hak dan kewajibannya. Namun, bagaimana dengan mereka yang kurang mengerti hak dan kewajiban perempuan atas laki-laki atau suaminya??
Surga seorang istri berada ditangan suaminya. Seorang istri harus melayani suami dengan sebaik-baiknya. Tetapi, banyak kasus di negeri ini bahwa istri lebih memiliki kekuatan lebih ketimbang laki-laki di dalam rumah tangga. Contohnya: seorang istri memiliki pendapatan yang lebih besar daripada suaminya, dan istrinya selalu memiliki kuasa dalam menentukan apapun yang berhubungan dengan suami nya. Bukankah hal ini sangat tidak sesuai dengan fitrah seorang perempuan?
Penulis sangat mendukung adanya emansipasi wanita. Namun, yang penulis harapkan adalah semua perempuan harus mengetahui bagaimana batasan-batasan hak dan kewajibannya. Emansipasi wanita ada itu bukan untuk mengalahkan kekuatan kaum laki-laki namun untuk meminimalisir adanya diskriminasi gender.
Surga anak berada di telapak kaki ibu, namun surga istri berada di tangan suami. Surga seperti apa yang akan di dapatkan oleh seorang anak yang ibu nya tidak patuh kepada suaminya??
*Sekian dan terimakasih*

1 komentar:

  1. bagus nih...
    yuk terus berkarya..
    salam kreatif!!


    >>> hariannyahendri.blogspot.com >>

    BalasHapus